Kenapa Batam? Santai tapi seru
Aku selalu bilang ke teman-teman, Batam itu kayak sahabat yang gampang diajak ketemu: nggak jauh, murah, dan selalu ada tempat buat leyeh-leyeh. Dari pusat kota ke pantai cuma butuh beberapa puluh menit kalau lagi nggak macet—yang, jujur, kemarin aku sempat terbuai tidur di mobil karena AC-nya adem banget. Suasana pulau yang santai tapi fasilitasnya cukup modern bikin perjalanan singkat jadi feel-it’s-a-mini-vacation.
Review Pantai dan Destinasi Favorit
Pertama kali aku mampir ke Pantai Nongsa. Pas sampai, aku langsung ngeluh kecil: pasirnya halus, angin lautnya nggak terlalu berisik, dan ada banyak spot buat foto yang akhirnya aku pakai buat update sosial media (iya, aku ngaku). Ada juga area jembatan Barelang yang iconic—bukan pantai sih, tapi pemandangan dari jembatan itu bikin napas rasanya lega. Aku sempat turun di beberapa titik, liat perahu nelayan kecil berlalu-lalang, dan rasanya ingin berlama-lama sambil makan kacang rebus.
Kalau kamu suka spot yang agak sepi, coba jelajahi pantai-pantai kecil dekat Barelang. Jalanannya kadang sempit, tapi pemandangan laut dan rumah penduduk yang sederhana itu bener-bener memanjakan mata. Malamnya, beberapa tempat menyediakan area barbeque atau seafood bakar langsung di tepi pantai—aroma asapnya bikin perut keroncongan tanpa ampun.
Kuliner yang Bikin Ketagihan
Satu hal yang nggak boleh dilewatkan: seafood. Di Batam, ikan bakar, kepiting saus Padang, dan otak-otak adalah menu wajib. Aku pernah mampir ke warung kecil yang cuma punya tiga meja, tapi ikan bakarnya legendaris—dagingnya lembut, dibumbui pas, sambal yang pedes manisnya nendang. Untuk yang males ribet, area Nagoya dan sekitarnya juga banyak pilihan tempat makan; ada food court yang crowd-nya ramai tapi makanannya cepet datang (jadi nggak bikin bete nunggu).
Jangan lupa dessert sederhana: es kelapa muda atau es campur. Sambil duduk di pinggir pantai, minum es kelapa sambil nonton matahari turun itu rasanya seperti ngalamin adegan film romantis—padahal sendirian, dan malah ketawa sendiri karena terkesan dramatis.
Tips Sewa Mobil Harian (penting!)
Kalau mau fleksibel, sewa mobil harian itu solusi. Beberapa tips yang aku pelajari dari pengalaman: selalu periksa kondisi mobil sebelum berangkat—nanti aku sempat ngelap transfaran bekas daun di dashboard karena si pemilik lupa bersihin; cek juga AC, ban, dan lampu. Tanyakan soal kebijakan bahan bakar: apakah penuh-kosong atau supir yang isi. Jangan lupa konfirmasi apakah termasuk sopir atau self-drive; kalau mau leyeh-leyeh tanpa pusing navigasi, ambil paket dengan sopir lokal yang tahu shortcut dan spot makan enak.
Kenapa penting? Pernah aku nyasar kecil karena GPS ngaco, dan beruntung supir lokal tahu jalan pintas yang malah kasih pemandangan sawah kecil—momen yang seketika bikin nyasar jadi berkesan.
Beberapa hal administratif yang perlu diperhatikan: fotokopi SIM/identitas, deposit (biasanya tunai), dan cek asuransi kendaraan. Tanyakan juga biaya tambahan seperti biaya parkir, tol, atau extra kilometer jika rencana perjalananmu jauh. Kalau mau gampang, hubungi layanan rental yang responsif dan ramah—pengalamanku, layanan yang cepat bales pesan bikin mood liburan tetap positif. Salah satu opsi yang kukenal adalah batamtriprentcar, mereka cukup terbuka soal harga dan ketentuan.
Tips terakhir: bawa uang tunai secukupnya untuk warung kecil, powerbank untuk nge-charge ponsel karena sering tersesat, dan playlist musik favorit supaya perjalanan jadi lebih berasa. Kalau kamu traveling sendiri, pilih rental dengan opsi antar-jemput ke pelabuhan atau bandara supaya perjalananmu lebih mulus.
Intinya, Batam itu pas buat liburan santai—bisa jalan-jalan santai di pantai, makan enak tanpa pusing, dan menikmati mood lepas dari rutinitas. Bawa baju renang, kamera (atau ponsel yang baterainya sehat), dan rasa penasaran. Kalau semua beres, tinggal nikmati angin laut, gelak tawa, dan mungkin sepiring ikan bakar hangat sambil nonton matahari tenggelam. Simple, tapi berkesan.